TEORI
PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
Minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad
renik, baik hewani maupun nabati, yang terkubur dalam kerak bumi selama jutaan
tahun. Itulah sebabnya minyak bumi bersama-sama dengan gas alam dan batu bara
disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi merupakan sumber energi utama dunia di
abad ini. Kehidupan sehari-hari tidak dapat terlepas dari minyak bumi untuk
memenuhi bahan bakar. Misalnya, minyak tanah untuk bahan bakar kompor, bensin,
dan solar untuk bahan bakar kendaraan dan mesin-mesin industri.
Pembentukan minyak bumi terjadi dalam waktu yang
sangat lama sehingga minyak bumi dikatakan sebagai sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Ada banyak hipotesis tentang terbentuknya minyak bumi yang
dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah:
1. Teori
Abiogenesis (Anorganik)
Barth Barthelot (1866) mengemukakan
bahwa minyak burni berasal dan reaksi antara kalsium karbida dengan air yang
menghasilkan asetilena, seianjutnya karena suhu dan tekanan yang tinggi asetilena
berubah menjadi minyak bumi. Barthelot menganggap bahwa kalsium karbida terjadi
karena reaksi antara kalsium karbonat dengan logam alkali.
Teori anorganik yang lain, di mana asetilena juga merupakan bahan dasar,
diajukan oleh Mendeleyev. Mendeleyev (1877)
mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada
karbida-karbida logam dalam bumi. Teori yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk
sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses
terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfer beberapa planet lain.
2. Teori
Biogenesi (organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama
kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dan turnbuhan. Kemudian
M.W. lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas
juga dukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk
(1936), BearI (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi
berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan
membentuk sebuah sebuah lapisan dalam perut bumi”. Minyak bumi termasuk sumber
daya alam yang tidak terbarukan.
Pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk
hidup laut kecil dan tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur.
Semuanya membentuk fosil. Endapan ini mendapat tekanan dan panas yang besar.
Secara alami akan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam. Massa jenis air
lebih besar sehingga minyak bumi akan terdorong dan terapung. Kemudian minyak
bumi bergerak dan mencari tempat yang lebih baik untuk berhenti dan
terperangkap dalam batuan yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar ke
permukaan bumi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut
petroleum. (Petroleum berasal dan bahasa latin petrus” artinya batuan dan
“oleum” artinya minyak). Untuk rnemperoleh minyak bumi atau petroleum dilakukan
pengeboran. Pengeboran menjadi lebih mudah dilakukan karena massa jenis minyak
bumi lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan minyak terapung di atas
air.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk
karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon
ini terjadi antara atmosfer dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua
panah dengan arah yang berlawanan, di mana karbon diangkut dalam bentuk karbon
dioksida (C02)(gambar 1.1). Pada arah pertama, karbon dioksida di
atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme
fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke
atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9%
senyawa karbon dari mahluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai
makanan, sedangkan sisanya 0.1 % senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam
sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal
juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio minyak bumi mengalami perpindahan dan
akan menumpuk di salah satu yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang
hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut. Karena
perbedaan tekanan di bawah laut, embrio tersebut muncul ke permukaan lalu
menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam
yang arusnya kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar