Selasa, 03 Juni 2014

Makalah Siklus Hidrologi



MAKALAH
SIKLUS HIDROLOGI





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT,karena berkat rahmat dan karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul Siklus Hidrologi. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Rasullullah SAW, keluarganya, serta pengikutnya sampai akhir masa.
 Maksud dari pambuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Hidrologi.Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik dukungan moril maupun bantuan dalam mendapatkan data, bimbingan dan sistematika penyusunan maupun dalam penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah  ini masih jauh dari sempurna,hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang dimiliki kami. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun.
Akhir kata,kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca sekalian.



     Penyusun




DAFTAR ISI

. i




BAB 1


                                                                  PENDAHULUAN


A.  Latar belakang

Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan, yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum, memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada dibumi.
Namun pada kenyataannya, dewasa ini penggunaan air terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan penggunaan air juga turut meningkat. Akibatnya, kelangkaan air bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini, banyak sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan air bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi.
Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini. Dengan harapan para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air bagi kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.                                                           

 

 

BAB II


                                                                   PEMBAHASAN

A.  SIKLUS HIDROLOGI

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dankembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan airsamudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalansecara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumibeberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudiandiintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologiterus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
·         Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
·         Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
·         Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Terjadi penguapan yang bersumber dari matahari, penguapan (evaporasi) terjadi dari air laut, air sungai, permukaan tanah maupun penguapan dari permukaan tanaman (transpirasi). Uap air tersebut akan naik dan terbawa oleh angin. Pada ketinggian tertentu uap air tersebut akan berubah menjadi awan yang kemudian berubah menjadi awan penyebab hujan. Jika kondisi alam memungkinkan maka akan terjadi presipitasi baik itu berupa hujan, hujan salju dan sebagainya. Sebagian kecil air akan diuapkan kembali sebelum sampai ke permukaan bumi. Air yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan mengalir sebagai “overland flow” yang kemudian menjadi “surface run-off”, sedangkan yang lainnya akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan menguap.
Apabila kondisi tanah memungkinkan sebagian air terinfiltrasi akan mengalir secara horisontal sebagai “interflow”, sebagian lagi akan tinggal di dalam massa tanah sebagai “soil moisture content” dan sisanya akan mengalir secara vertikal yang kemudian menjadi air tanah.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

B.  Kata Kunci :

·         Evaporasi (Penguapan)
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukupenergi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembangsebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasasetiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubikberasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasaldari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
·         Transpirasi (penguapan dari tanaman)
Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakantranspirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kalisebanyak air yang dapat ditahan.
·         Kondensasi (pengembunan)
Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali ataulangsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikel-partikel air ini kemudianberkumpul dan membentuk awan.PresipitasiPresipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulanawan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagaicontoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadidingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan,salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
·         Perkolasi / Infiltrasi
Beberapa presipitasi dan salju cair bergerak ke lapisan bawah tanah, mengalir secara infiltrasiatau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan sehingga mencapai muka airtanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.This entry was posted on Monday, October 8th, 2007 at 10:30 am and is filed under Artikel. You can follow anyresponses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are currently closed.



C.  Siklus Air (Siklus Hidrologi) di Bumi

Daur hidrologi sering juga dipakai istilah water cycle atau siklus air. Suatu sirkulasi air yangmeliputi gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke laut lagiatau dengan arti lain siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaanbumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.
Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalambentuk uap air atau awan bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan olehradiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadikondensasi.
Uap air berubah jadi embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan (precipitation) turunke bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di ataspermukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir diatas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut melengkapi siklus air.
Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar, air mengalami banyak interupsi. Sebagian dari airhujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian lagi jatuh diatas daun tumbuh-tumbuhan (intercception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yangtiba di tanah dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah(infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah.Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkanairnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di atas permukaan menuju sungaikemungkinan tertahan di kolam, selokan, dan sebagainya (surface detention), ada juga yangsementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalirdi atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut ( surface run off ), sebagianlagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah sebagai air tanah yang padaakhirnya ke luar sebagai mata air.

Ø  Siklus hidrologi dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu:
1.      Siklus Pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.

https://belajargeodenganhendri.files.wordpress.com/2011/04/siklus-pendek1.jpg?w=530

2.      Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proseskondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap kedalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air.

https://belajargeodenganhendri.files.wordpress.com/2011/04/siklus-sedang.jpg

3.      Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, laluterbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es dipegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dankarena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalumengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.
https://belajargeodenganhendri.files.wordpress.com/2011/04/siklus-panjang.jpg?w=530


D.  Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :

·      Evaporasi: penguapan dari badan air secara langsung
·      Transpirasi: penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
·      Respirasi: penguapan air dari tubuh hewan dan manusia
·      Evapotranspirasi: perpaduan evaporasi dan transpirasi
·      Kondensasi: proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil       pendinginan
·      Presipitasi: segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air,hujan es, hujan salju
·      Infiltrasi: air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah
·      Perkolasi: air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah ataugroundwater
·      Run off: air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju kelaut.




SARAN DAN KESIMPULAN


A.  Kesimpulan

Meskipun air mengalami siklus hidrologi, hal itu tidak menjamin air bersih selalu ada. Untuk itu perlu ada upaya dan kesadaran untuk menghemat air.

B.  Saran

Perlu ada kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan penghematan air agar ketersediaan air terjaga hingga masa yang akan datang.

Bentuk Lahan Geomorfologi



Bentuk Lahan (Landform) 
Bentuk Lahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 9 satuan bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang digunakan. 
Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut.
Bentuklahan asal struktural
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural adalah sebagai berikut.
1.      Pegunungan blok sesar (simbol : S1)
2.      Gawir sesar (simbol : S2)
3.      Pegunungan antiklinal (simbol : S3)
4.      Perbukitan antiklinal (simbol : S4)
5.      Perbukitan atau pegunungan sinklinal (simbol : S5)
6.      Pegunungan monoklinal (simbol : S6)
7.      Pegunungan atau perbukitan kubah (simbol : S7)
8.      Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)
9.      Lembah antiklinal (simbol : S9)
10.  Hogback atau cuesta (simbol : S10)  
ciri-ciri bentuk lahan asal structural
1.    dip dan strike batuan resisten-non resisten jelas
2.    horizon kunci jelas
3.    adanya sesar, kekar, pecahan,:gawai sesar, sesar bertingkat
4.    adanya materi interusif: dike, kubah granitic

Bentuklahan asal denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal denudasional adalah sebagai berikut.
1.      Pegunungan terkikis (simbol : D1)
2.      Perbukitan terkikis (simbol : D2)
3.      Bukit sisa (simbol : D3)
4.      Perbukitan terisolir (simbol : D4)
5.      Dataran nyaris (simbol : D5)
6.      Kaki lereng (simbol : D6)
7.      Kipas rombakan lereng (simbol : D7)
8.      Gawir (simbol : D8)
9.      Lahan rusak (simbol : D9)

Bentuklahan asal gunungapi (vulkanik)
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal gunungapi adalah sebagai berikut.
1.      Kepundan (simbol : V1)
2.      Kerucut gunungapi (simbol : V2)
3.      Lereng gunungapi (simbol : V3)
4.      Kaki gunungapi (simbol : V4)
5.      Dataran kaki gunungapi (simbol : V5)
6.      Dataran kaki fluvio gunungapi (simbol : V6)
7.      Padang lava (simbol : V7)
8.      Lelehan lava (simbol : V8)
9.      Aliran lahar (simbol : V9)
10.  Dataran antar gunungapi (simbol : V10)
11.  Leher gunungapi (simbol : V11)
12.  Boca (simbol : V12)
13.  Kerucut parasiter (simbol : V13)

Bentuklahan asal fluvial
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah sebagai berikut.
1.      Dataran aluvial (simbol : F1)
2.      Rawa, danau, rawa belakang (simbol : F2)
3.      Dataran banjir (simbol : F3)
4.      Tanggul alam (simbol : F4)
5.      Teras sungai (simbol : F5)
6.      Kipas aluvial (simbol : F6)
7.      Gosong (simbol : F7)
8.      Delta (simbol : F8)
9.      Dataran delta (simbol : F9)

Bentuklahan asal marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut.
1.      Gisik (simbol : M1)
2.      Dataran pantai (simbol : M2)
3.      Beting pantai (simbol : M3)
4.      Laguna (simbol : M4)
5.      Rataan pasang-surut (simbol : M5)
6.      Rataan lumpur (simbol : M6)
7.      Teras marin (simbol : M7)
8.      Gosong laut (simbol : M8)
9.      Pantai berbatu (simbol : M9)
10.  Terumbu (simbol : M10)

Bentuklahan asal pelarutan
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping. Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut.
1.      Dataran karst (simbol : K1)
2.      Kubah karst (simbol : K2)
3.      Lereng perbukitan (simbol : K3)
4.      Perbukitan sisa karst (simbol : K4)
5.      Uvala atau polye (simbol : K5)
6.      Ledok karst (simbol : K6)
7.      Dolina (simbol : K7)

Bentuklahan asal Eolin (angin)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut.
1.      Gumuk pasir (simbol : E1)
2.      Gumuk pasik barkan (simbol : E2)
3.      Gumuk pasir pararel (simbol : E3)

Bentuklahan asal glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuklahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural.
Bentuk Lahan Organik (termasuk artifiasial/campurtangan manusia)
Bentuklahan ini merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang (simbol : O). Sedangkan bentuklahan akibat campurtangan manusia disebut juga dengan Antropogenik (simbol : A). Bentuklahan ini merupakan satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia, sebagai contoh: waduk, kota, dan pelabuhan.