MAKALAH
BENTUKAN
LAHAN ASAL AEOLIN
Disusun
oleh:
Kelompok
1.
BERLIAN SURYA RS (3201412090)
2. CATUR ARI P (3201412064)
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
Tahun 2012
INTRODUCTION
Praise and presence of God we prayed Allah Almighty,
blessings and gifts as well as his permission we were able to complete this
paper entitled Land Form Aeolin. Sholawat and hopefully shed greetings to the
king Rasullullah SAW, his family, and his followers until the end of the
period.
Pambuatan intent of this paper is to complete
the task subjects Geomorfologi.Dalam preparation of this paper can not be
separated from the support and assistance of all parties, both moral support
and assistance in obtaining the data, and systematic guidance in the
preparation and writing. Therefore, on this occasion we thank profusely to all
those who have been involved in the completion of the manufacture of paper.
We recognize that in the preparation of this paper is
far from perfect, this is caused by lack of knowledge, insight and experience
that we have. Therefore, for the perfection of this paper we welcome any
suggestions and constructive feedback.
Finally, we hope that this paper can be useful for us
in particular and in general for all readers.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Geomorfologi adalah
ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat adanya
pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga asal luas bumi (hujan, angin, penyinaran
dan pemanasan matahari, benturan benda asal ruang angkasa serta aliran air dan
gletser) yang menghasilkan proses-proses geomorfik yang berakibat terubahnya
bentuk-bentuk permukaan bumi. Obyek utama geomorfologi ialah bentuklahan,
proses geomorfologi, genesa dan evolusi pertumbuhan bentuk lahan, beserta
hubungannya dengan aspek lingkungan. Dalam hal ini utamanya mengupas tentang
berbagai bentuk lahan dari bentukan berbagai asal proses yang
berbeda. Bentanglahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan
dari bentuklahan. Mengacu pada definisi bentanglahan tersebut, maka dapat
dimengerti bahwa unit analisis yang yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh
karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentanglahan selalu
mendasarkan pada kerangka kerja bentuklahan (landform). Bentuklahan adalah
bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat
pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan,
dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Geomorfologi adalah studi
yang mendeskripsi bentuklahan dan proses-proses yang menghasilkan bentuklahan
serta menyelidiki hubungan timbal-balik antara bentuklahan dan proses-proses
tersebut dalam susunan keruangan
Oleh karena untuk
menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka
klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit
bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan
berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses,
yaitu bentuklahan asal proses volkanik,bentuklahan proses structural,
bentuklahan asal fluvial, bentuklahan asal proses solusional ,bentuklahan asal
proses denudasional, bentuklahan asal proses eolin, bentuklahan asal proses
marine , bentuklahan asal glasial , bentuklahan asal organik , bentuklahan asal
antropogenik,
Dalam makalah ini akan
membahas tentang bentuk lahan aeolin .Bentuk lahan aeolin adalah.bentukan lahan
oleh proses eksogenik dengan angin sebagai agen pembentuk utamanya.
B.Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1.Pengertian bentuk lahan aeolin?
2.Apa saja jenis-jenis bentuk lahan aeolin?
3.Manfaat gumuk pasir bagi manusia?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
agar kita mengetahui klasifikasi bentuk lahan yang salah satunya adalah bentuk
lahan aeolin beserta manfaat bentuk lahan aeolin tersebut bagi kehidupan
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bentuk Lahan aeolin
Bentuk lahan asal
proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan angin
sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan oleh adanya
pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin.
Hakekatnya bentuk lahan aeolin terdiri dari 3 proses, yakni erosional
(pengikisan), deposisional (pengangkutan), dan sedimentasi (pengendapan).
Bentuk lahan aeolin
dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.
Tersedia material
berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
2.
Adanya periode kering
yang panjang dan tegas.
3.
Adanya angin yang
mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
4.
Gerakan angin tidak
banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain
Endapan
oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan pengendapan
bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang paling utama
adalah gumuk pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan angin mempunyai
dua aspek utama,yaitu bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan yang berkembang
terdahulu mungkin akan berkembang dengan baik apabila di padang pasir terdapat
batuan. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat dibagi menjadi 3,
yaitu :
1.Erosional,
contohnya : lubang angin dan lubang ombak.
2.Deposisional,
contohnya : gumuk pasir (sandunes).
3.Residual
, contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans.
B. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
1) Pengikisan oleh Angin
Angin mengikis permukaan bumi melalui
deflasi, eddy turbulensi, dan abrasi.
1. Deflasi (deflation)
Proses
deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi batuan, baik berupa
debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses ini sering
terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, misalnya di basin
kecil atau pada bukit pasir. Deflasi cenderung menyebabkan terbentuknyaa
formasi-formasi baru di daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi air atau sungai
keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang berelief tinggi sangat kuat,
sebaliknya erosi angin/deflasi di daerah cekungan/basin sangat kuat.
Deflasi
hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan kemudian
dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada
umumnya berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.
2. Korasi (corrasion)
Korasi angin dapat
menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat luas. Gerakannya
hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena angin tidak
dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.
Berdasarkan kerjanya korasi dapat
dibedakan :
a. Polishing dan pitting
Gerakan angin yang membawa/disertai
pasir disebut dengan polishing. Gerakan angin yang membawa
pasir mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan, kemampuan untuk melubangi
batuan ini disebut dengan pitting.
b. Grooving dan shaping
Batuan yang telah berlubang sebagai
akibat kekuatan pitting akan terus mengalami proses
pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam. Proses melubangi
secara terus-menerus sehingga menjadi lubang yang besar dan dalam disebut
dengan grooving.
Batuan yang berlubang-lubang besar
tersebut kemudian berubah menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses
terjadinya pecahan dan keping-keping ini disebut shaping.
c. Faceting
Batuan yang telah berkeping-keping
berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses perubahan batuan menjadi bagian lebih
kecil disebut dengan faceting.
Kecepatan korasi terhadap massa batuan
di daerah kering sangat tergantung dari tingkat kekerasan batuan dan kekuatan
angin itu sendiri.
2) Pengangkutan oleh Angin
Materi batuan yang
mudah terangkut oleh angin adalah materi-materi halus, misalnya debu. Materi
yang halus ini akan diterbangkan angin sampai ke tempat yang cukup jauh. Adapun
jenis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin adalah:
1. Suspensi (suspension)
Merupakan gerakan
vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi halus ke tempat yang
lebih jauh. Gerakan ini tidak besar peranannya dalam mengangkut pasir karena
kemampuan mengangkut ke atas sangnt terbatas.
Pada saat angin
mengangkut debu kadang-kadang disertai dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin
tidak selalu tetap tetapi selalu mengalami variasi periode yang pendek sehingga
menyebabkan adanya tekanan angin. Tekanan angin ini menyebabkan udara berputar
ke segala arah, putaran udara ke segala arah inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya gerakan suspensi.
2. Saltasi (saltation)
Yaitu gerakan meloncat
materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan
pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan tekanan angin terhadap
butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan saltasi.
3. Rayapan permukaan (surface
crep)
Gerakan rayapan
permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran oleh gerakan saltasi.
Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadang-kadang
juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat jatuhnya pasir. Oleh
karena benturan ini gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya
menjadi rayapan permukaan.Kadang-kadang angin yang mengangkut debu atau pasir
bergerak berputar seperti spiral, gerakan seperti ini disebut dengan badai debu.
3) Pengendapan oleh Angin
Proses pengendapan ini
terjadi apabila butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh setelah gerakan
menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat, pengendapan juga
dapat terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami benturan
terhadap permukaan kejadian ini sebagai hasil dari proses saltasi dan rayapan
tanah. Apabila butiran tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa
angin, maka butiran tersebut akan mengalami gerakan sepanjang permukaan hingga
menemukan tempat mengendap, pada umumnya tempat pemberhentian tersebut berupa
cekungan. Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi
bergelombang. Setelah mengendap butiran-butirabn tersebut mengumpul menjadi
suatu bentuk lahan yang baru.
C. Bentuk Lahan Hasil Aeolian
1) Bentuk Lahan Hasil Erosi Angin
1. Desert pavement (pebble armor)
Yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah
gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalamideflasi.
\2. Blow out,
Cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan
di permukaan yang berukuran halus.
3. Ventifact
Permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran
halus (debu dan liat) yang terbawa oleh angin.
4. Dreikanter,
4. Dreikanter,
Seperti ventifact tetapi bentuknya piramida karena arah
angin berubah-ubah (dari tiga sisi).
5. Groove
5. Groove
Merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi
angin.
6. Yardang
Merupakan pegunungan memanjang dan paralel (tinggi< 10m, panjang -100m )
berkembang di daerah bebatuan lunak.
2) Bentuk-Bentuk Hasil Pengendapan Angin
Aktivitas angin dalam mengendapkan
material dipengaruhi oleh kecepatan angin, rintangan (batu, vegetasi), dan
material yang dibawa oleh angin.
1. Loess
Loess adalah bentuklahan asal proses eoline yang terbentuk dari
bahan endapan angin yang berukuran debu oleh erosi angin yang berasal dari
daerah gurun dan pada umumnya tidak berlapis. Bentuk lahan ini kemungkinan juga
mengandung pasir halus dan liat. Bahan seperti loess ini menutupi 1/10 daratan
di muka bumi. Loess umumnya berwarna kuning dengan sekurang kurangnya 60%-70%
partikel berukuran debu dan bertekstur geluh berdebu atau geluh liat berdebu.
Loess cenderung pecah-pecah pada sepanjang bidang vertical apabila terkuak oleh
erosi air atau aktivitas manusia. Akibatnya banyak bidang vertical yang stabil
yang mencapai ketinggian 6 m terdapat pada daerah loess di sepanjang sisi
lembah dan galian untuk jalan.
2.
Endapan pasir,ada beberapa tipe yang ditentukan oleh jumlah pasir dan vegetasi:
a. Sand sheet adalah hamparan pasir tipis yang menutup daerah relatif datar, permukaannya
tidak bergelombang.
b. Ripple (riak) adalah
endapan pasir yang permukaannya bergelombang, tinggi bervariasi 1-500mm, panjang 50-300m. endapan
pasir tebal yang permukaannya bergelombang ripple tetapi lebih
besar disebut undulasi; yang tingginya sampai 400m dan panjang 4km
disebut draa(Mcgadune).
c. Sand shadow, adalah
timbunan pasir di belakang suatu rintangan, seperti semak - semak/batu.
d. Sand fall adalah timbunan pasir di
bawah cliff atau gawir.
e. Sand drift yaitu timbunan pasir
pada suatu gap/celah antara dua rintangan.
Gumuk
pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk
pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama,
kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran
pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk
di daerah arid (kering).
Gumuk
pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada
stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina
berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang
gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.
Bentuk
gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran
butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir
pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan),
parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).
Pada umumnya gumuk pasir terdapat di daerah:
1. Mempunyai pasir sebagai material
utama.
2. Kecepatan angin tinggi, untuk
mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir.
3. Permukaan tanah yang tersedia untuk
pengendapan pasir.
Selain itu gumuk pasir juga terdapat di:
1. Gisik pasir dengan angin pantai.
2. Dekat sungai yang dasarnya pasir.
3. Daerah yang mempunyai musim kering.
4. Daerah gurun yang mengalami penghancuran batuan.
5. Endapan glasial dan
dasar danau glasial pasiran.
Secara garis besar, ada
dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa adanya suatu
penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu penghalang.
Beberapa tipe gumuk pasir:
· Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.
· Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.
· Gumuk Pasir Parabolik
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.
· Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.
·
Gumuk Pasir Bintang
(star dune)
Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.
- Tipe Impedeed Dunes
a)
Blowout
Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal : vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk karena deflasi local.
b) Echo dunes
Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.Proses pembentukan : akumulasi pada zone perputara Sebagai fenomena yang langka
Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal : vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk karena deflasi local.
b) Echo dunes
Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.Proses pembentukan : akumulasi pada zone perputara Sebagai fenomena yang langka
Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis yang sangat penting. Ada 3
tempat dengan cadangan air yang melimpah yaitu, daerah di antara 2 gunung
api muda, Daerah berbatuan gamping dan daerah pesisir pantai. Daerah berpasir
seperti ini memiliki kemampuan meloloskan air yang tinggi sehingga memberikan
cadangan air bagi masyarakat pesisir pantai selatan. Selain itu keberadaan sand
dunes (gumuk pasir) dapat meredam hantaman gelombang tsunami, satu kerentanan
bencana di pesisir selatan jawa. Sehingga dengan keberadaan gumuk pasir resiko
bencana tsunami dapat berkurang. n aliran angin karena zone penghalang.
Loess
Loess adalah bentuklahan asal proses eoline yang terbentuk dari bahan endapan angin yang berukuran debu oleh erosi angin yang berasal dari daerah gurun dan pada umumnya tidak berlapis. Bentuk lahan ini kemungkinan juga mengandung pasir halus dan liat. Bahan seperti loess ini menutupi 1/10 daratan di muka bumi. Loess umumnya berwarna kuning dengan sekurang kurangnya 60%-70% partikel berukuran debu dan bertekstur geluh berdebu atau geluh liat berdebu. Loess cenderung pecah-pecah pada sepanjang bidang vertical apabila terkuak oleh erosi air atau aktivitas manusia. Akibatnya banyak bidang vertical yang stabil yang mencapai ketinggian 6 m terdapat pada daerah loess di sepanjang sisi lembah dan galian untuk jalan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Bentuk
lahan asal proses aeolin merupakan bentukan lahan oleh proses eksogenik dengan
angin sebagai agen pembentuk utamanya, yakni dengan membentuk endapan oleh
adanya pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh
angin. Sebagai fenomena yang langka Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis
yang sangat penting. Ada 3 tempat dengan cadangan air yang melimpah yaitu,
daerah di antara 2 gunung api muda, Daerah berbatuan gamping dan daerah
pesisir pantai. Daerah berpasir seperti ini memiliki kemampuan meloloskan air
yang tinggi sehingga memberikan cadangan air bagi masyarakat pesisir pantai
selatan. Selain itu keberadaan sand dunes (gumuk pasir) dapat meredam hantaman
gelombang tsunami, satu kerentanan bencana di pesisir selatan jawa. Sehingga
dengan keberadaan gumuk pasir resiko bencana tsunami dapat berkurang.
B.Saran
Gumuk pasir merupakan satu dari sekian banyak anugerah bagi
masyarakat Indonesia. Sudah seharusnya kita menjaga agar keberadaannya tetap lestari.
Bukan gumuk pasir saja melainkan juga setiap titik di lingkungan kita, karena
kita hidup di alam. Alam akan memberikan apa yang kita berikan pada alam.
Ketika kita melestarikan alam maka alam akan memberikan kehidupan yang baik
bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
Herlambang, Sudarno. 1991. Proses Geomorfologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Herlambang, Sudarno.2009. Dasar-Dasar Geomorfologi.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar